Artikel  |  Diposting oleh: Admin | Kamis, 13 Juli 2023       |   3713

Salah satu peran pemerintah dalam ekonomi adalah sebagai dinamisator. Artinya melalui peran ini pemerintah menggerakkan proses pembangunan ekonomi agar lebih cepat tumbuh, berkembang, dan maju. Peran ini dilakukan oleh pemerintah melalui politik anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Salah satu teori yang menjelaskan tentang mekanisme bekerjanya kebijakan pemerintah melalui anggaran belanja untuk menggerakkan kegiatan ekonomi adalah teori pump priming (pump priming theory). Teori ini sangat jarang disinggung dalam diskusi akademik maupun riset ekonomi di Indonesia.

            Pump priming adalah pengeluaran pemerintah dalam jumlah besar pada masa resesi (kelesuan perekonomian) sebagai suatu usaha untuk meningkatkan daya beli masyarakat (private spending) dan mendorong sektor bisnis dan industri untuk melakukan ekspansi usahanya (Encyclopedia of American History). Jack P. Friedman dalam Dictionary of Business Terms mendefinisikan pump priming sebagai suatu kebijakan ekonomi dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah dan/atau menurunkan pajak agar output nasional meningkat. Upaya ini diharapkan agar perekonomian akan mengalami perbaikan (recovery). Untuk melakukan pump priming sering pemerintah terpaksa harus melalui defisit anggaran pemerintah. Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keadaan ekonomi sedang resesi (http://organisasi.org/).  Defisit anggaran pemerintah adalah selisih kurang antara pendapatan negara dan belanja negara dalam tahun anggaran yang sama.

            Pemerintah Indonesia telah beberapa kali melakukan kebijakan untuk menstimulus kegiatan ekonomi masyarakat. Strategi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu melalui strategi menetes ke bawah (trickle-down effect) dan pengalokasian belanja pemerintah (pump priming). Strategi menetes ke bawah dilakukan oleh pemerintah pada masa pemerintahan orde baru. Melalui strategi ini pemerintah mengembangkan perusahaan/industri besar yang diharapkan akan memberi dampak positif pada penciptaan lapangan kerja, mengembangkan industri kecil yang menjadi binaan/pemasok/pemasar perusahaan/industri besar, dan lain-lain yang berakibat membaiknya perekonomian secara berkelanjutan.

            Setelah perekonomian Indonesia mengalami krisis moneter tahun 1997 yang kemudian meluas menjadi krisis ekonomi, muncul kesadaran bahwa terlalu riskan hanya mengandalkan perusahaan/industri besar sebagai penopang perekonomian Indonesia. Oleh karena itu nampaknya pemerintahan sekarang ini mencoba menerapkan strategi pump priming, yaitu dengan mengalokasikan anggaran belanja pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat (misalnya program Bantuan Langsung Tunai, penciptaan lapangan kerja, program padat karya) dan menstimulus aktivitas investasi melalui program pengembangan proyek infrastruktur.

 

Drs, Algifari, M.Si.