Artikel  |  Diposting oleh: Admin | Jumat, 16 Juni 2023       |   29239

Penggunaan debit dan kredit pada dasarnya merupakan bentuk implementasi pencatatan ganda yang didasarkan pada persamaan akuntansi. Setiap pencatatan transaksi ekonomi dalam akuntansi selalu melibatkan minimal dua akun (account) seperti kas, piutang, pendapatan, biaya, dll. Setiap akun tersebut harus memiliki saldo normal, pada bagian inilah terdapat peran penting debit dan kredit. Akun-akun yang muncul dari transaksi ekonomi tersebut akan memiliki saldo normal debit atau kredit. Sebagai contoh, kas memiliki saldo normal di sisi debit, utang memiliki saldo norma di sisi kredit, pendapatan memiliki saldo normal di sisi kredit, dan seterusnya. Penjelasan khusus mengenai saldo normal akan dibahas terpisah.

Jika mengutip dari buku-buku teks akuntansi maka beberapa yang kita temui terkait debit kredit adalah:

  • Strawser and Strawser (2002)

At this point, we cannot overemphasize the fact that the words “debit” and “credit” are simply terms used to identify left and right sides of an account, respectively, and have absolutely no other meaning in their accounting usage.

  • Williams, Haka, and Bettner (2005)

An amount recorded on the left, or debit, side of an account is called a debit, or a debit entry. Likewise, any amount entered on the right, or credit, side is called a credit, or a credit entry. In simple terms, debit refer to the left side of an account, and credit refer to the right side of an account.

  • Weygandt, Kieso, and Kimmel (2008)

The terms debit and credit are directional signals; Debit indicates left and credit indicates right.

Dari kutipan-kutipan tersebut dapat kita simpulkan bahwa istilah debit dan kredit merujuk pada sisi kiri dan kanan. Bahkan di dalam buku teks financial accounting dituliskan secara eksplisit bahwa debit itu artinya kiri, sedangkan kredit itu artinya kanan (Warsono, 2010).  Akuntansi menggunakan istilah debit yang berarti kiri dan kredit yang berarti kanan karena pencatatan akuntansi didasarkan pada notasi persamaan Aset = Liabilitas + Ekuitas (A = L + E). Persamaan ini sangat mudah untuk dijelaskan secara sederhana bahwa aset sebuah entitas hanya akan bersumber dari dua hal yaitu liabilitas dan atau ekuitas.

Debit dan kredit pada akhirnya adalah sisi kiri dan kanan dari sebuah pencatatan akuntansi. Namun, masih sering dijumpai pembelajar akuntansi yang mengartikannya sebagai tambah dan kurang.

Mengapa debit dan kredit bukan berati tambah dan kurang? Karena debit yang berarti sisi kiri adalah tempat untuk mencatat tambahan saldo akun-akun yang berasal dari sisi kiri persamaan A = L + E, yaitu A. Sedangkan kredit yang berarti sisi kanan adalah tempat untuk mencatat tambahan saldo akun-akun yang berasal dari sisi kanan persamaan A = L + E, yaitu L dan E. Debit adalah sisi untuk mencatat tambahan saldo akun-akun yang merupakan komponen aset, seperti kas, piutang, persediaan, peralatan, dll. Kredit adalah sisi untuk mencatat tambahan saldo akun-akun yang merupakan komponen liabilitas dan ekuitas, seperti utang usaha, modal saham, pendapatan, dll. Akun-akun seperti biaya, dividen, depresiasi akumulasian merupakan pengecualian yang akan dibahas khusus pada topik saldo normal.

Mengapa debit dan kredit bukan berarti tambah dan kurang? Karena tidak semua penambahan saldo di catat di sisi debit namun juga di sisi kredit, vice versa. Sebagai contoh, ketika terjadi pelunasan utang maka pengurangan utang tersebut akan di catat di sisi debit, sisi yang berlawanan dari saat utang tersebut bertambah. Hal ini menegaskan bahwa debit dan kredit bukanlah tambah dan kurang.

Istilah debit dan kredit yang masih digunakan hingga saat ini merupakan bukti konsistensi berpikir logis yang diciptakan oleh akuntansi. Dengan memahami logika dasar penggunaan debit dan kredit maka pembelajar akuntansi akan memiliki landasan berpikir yang kuat terhadap pembelajaran akuntansi pada tingkat advance serta pengembangan akuntansi di masa depan.

 

Daftar Pustaka

Strawser, J.W and J.A Strawser. 2022. Financial Accounting and Reporting. 3ed. Dame Thomson Learning

Warsono, Sony. 2010. Reformasi Akuntansi: Membongkar Bounded Rationality Pengembangan Akuntansi. Asgard Chapter.

Weygandy, J.J., D.E. Kieso, and P.D., Kimmel. 2008. Accounting Principles. Eighth Edition. John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd.

Williams, J.R., S.F Haka, and M.S. Bettner. 2005. Finansial & Managerial Accounting: The Basis for Business Decisions. Thirdteenth Edition. Internasional edition. McGraw-Hill/Irwin.

 

Fachmi Pachlevi Yandra, M.Sc